Selasa, 20 Januari 2015

Darlo 01 ( siapa kau? )

                Kau perlu seseorang untuk menjagamu
                Menjagaku ? Memangnya ada apa denganku?
                Ada sesuatu yang berbeda pada dirimu. Tapi aku tak bisa menjelaskannya  padamu.
                Ah.. aneh sekali. Lalu kau sendiri siapa? Aku saja tidak mengenalmu.
                Sudahlah aku akan mengirim seseorang untuk menjagamu.
                Hei hei tunggu dulu jangan pergi begitu saja , kau yang membawaku kemari.. Hei !
                Aaaaaaaaaaaahhhhh……!!!!!!

                “Aduh! Kepalaku sakit sekali. Apa yang terjadi?” Karin pelan-pelan membuka matanya. Dengan sangat berhati-hati melihat apa yang ada dihadapannya.
                Tidak ada apa-apa. Tapi kenapa sepertinya ada yang memandangi diriku. Ah sudahlah. Karin  bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Gadis itu membasuh wajah dan gosok gigi, tiba-tiba pikirannya jadi tidak enak karena mimpi yang baru saja menimpa dirinya. Mimpi macam apa itu. Ini hari Minggu, padahal Karin punya niat untuk bangun agak siang, tapi gara-gara mimpi sial itu Karin terbangun.
                “  Karinaaa.. Karinaaaa… turunlah kemari !” panggil Mama dari bawah mengagetkan Karin yang sedang menggosok gigi. Dengan setengah berteriak dia membalas panggilan mamanya.
                “ Iya Ma.. sebentar..!”  Karin masih menyelesaikan cuci mukanya, lalu bergegas keluar kamar untuk menemui Mama. Gadis itu berjalan menuruni anak tangga yang lumayan jauh. Mama Karin sedang berada di kamarnya menata baju-bajunya untuk di masukkan ke dalam koper. Mama akan pergi keluar kota bersama Papa untuk urusan pekerjaan. Mereka berdua bekerja bersama. Sedangkan Karin adalah anak satu-satunya di keluarga itu.
                Karin menemui wanita cantik paruh baya itu, dan menggandeng tangannya. Mama yang melihat tingkah Karin segera mengusap rambut lurus anaknya itu. Mata Karin melihat-lihat semua barang yang akan di bawa Mama ke luar kota tergeletak di atas tempat tidur mama. Mulai dari pakaian, jaket, perlengkapan mandi, dan berkas-berkas pekerjaan Mama. Sepertinya Mama akan pergi lumayan lama, banyak sekali pakaian yang di bawa.

                “ Berapa lama Mama akan menginap?”
                “ Kurang lebih satu minggu, memangnya ada apa? Kau tidak keberatan kan tinggal sendirian dalam  seminggu ini? “ Tanya mama agak khawatir.
                “ Jelas tidak lah ma, apa yang harus aku takutkan? Tidak ada hantu dirumah ini. Sudahlah Mama tidak perlu mencemaskanku, aku kan anak mu yang paling pemberani.” Kata Karin sambil berkacak pinggang.
                “ Baiklah kalau begitu, Mama juga sudah membelikan semua kebutuhan untuk satu minggu kedepan jadi kau tidak perlu ke supermarket untuk membeli lagi.”
                “Jadi, Mama sudah belanja? Seharusnya Mama tidak usah belanja, aku kan ingin membeli barang-barang sendiri ke supermarket. “
                “ Tidak boleh ! Bahaya jika kau pergi sendiri kesana. “ larang Mama pada gadis polos itu. Karin  hanya cemberut melihat sikap Mamanya. Ya, Mama Karin memang over protektif kepadanya saat dia masih kecil sampai kini di usianya yang akan menginjak 17 tahun. Kadang Karin merasa iri kepada teman-temannya yang bisa keluar rumah, pergi bersama kapan saja. Sementara Karin harus dirumah membayangkan mereka disana sedang bersenang-senang, dan besoknya di sekolah Karin seperti wartawan yang sangat intens menanyakan setiap aktivitas yang temannya lakukan tanpa dirinya.
                “ Jangan lupa 2 hari sekali Bibi Jo akan datang kemari untuk membersihkan rumah. “ tambah Mama
                “ Baik .” jawab Karin malas-malasan
                “ Sayang, kau sudah siap? Waktunya kita berangkat ! “ suara Papa menyadarkan mereka berdua.
                “ Sudah. Karin.. Mama dan Papa berangkat dulu ya, kamu hati-hati di rumah.” Kata Mama sambil mengusap bahu Karin dengan cepat. Dan mereka semua berjalan menuju halaman rumah tempat Papa memarkir mobilnya.
                “ Iya Ma,Pa hati-hati di jalan.” Teriak Karin saat melihat Mama dan Papanya masuk ke dalam mobil. Mobil sedan putih itu mulai bergerak perlahan meninggalkan halaman rumah Karin yang luas. Di dalam mobil masih terlihat Mama melambaikan tangannya ke arah Karin. Dan akhirnya mereka semakin menjauh dari pandangan Karin dan lenyap di persimpangan. Itu artinya Karin sendirian di rumah.
                Karin melangkahkan kakinya ke arah pagar besi tinggi dan mendorongnya ke samping untuk menutup dan menguncinya. Hari ini dia bisa bersantai dirumah dengan puas. Sudah dari kemarin dia merencanakan apa yang akan dilakukannya dirumah sendirian. Mungkin Karin akan memutar CD favoritnya yang berisi kumpulan lagu-lagu K-Pop sambil menari di depan layar televisi, membuat masakan hasil eksperimen yang sudah pasti setelah Karin mencicipinya akan dia muntahkan, atau bermain alat make up Mama yang di simpan dirumah lalu memotret wajahnya sendiri dan meng-uploadnya di media social.
                Karin menutup pintu rumahnya perlahan. Dan.. Zzzzzzrrrrrrrrrtt…!!! Dia menoleh dengan cepat. Suara apa itu tadi? Tak ada siapapun. Mungkin hanya angin. Karin membatin sambil melirik kanan kiri, dia tidak pernah bertingkah seperti ini dirumah walau se-sepi apapun keadaan rumahnya. Memang  dari tadi pagi Karin merasa ada yang aneh dengan sekitarnya. Seakan ada yang mengikutinya diam-diam.
Zrrrrrrrrrrrrrrrttt…! Suara itu terdengar lagi. Karin semakin panik, dia melangkahkan kakinya cepat-cepat menuju tangga dan dia mulai menaikinya dengan dengan tergesa-gesa. Karin takut suara aneh itu datang kembali. Karin mempercepat langkahnya menaikki anak tangga yang cukup banyak. Dan…
                “ Putri….?? “
Hah ! Karin sontak kaget mendengar suara laki-laki ada di rumahnya. Dia menutup matanya rapat-rapat sambil memegang kuat besi pegangan tangga. Suara itu berasal dari atas. Karin tak berani mendongak ataupun melihatnya. Dia takut jika itu benar-benar hantu atau seseorang yang ingin menjahatinya. Karin mengatur nafasnya dan memberanikan diri untuk membuka mata pelan-pelan. Dia mulai melihat samping kanan dan kirinya. Tak ada apapun. Lalu mencoba untuk melihat kebawah, juga tak ada siapapun. Dan pada akhirnya Karin mengangkat kepalanya keatas. Dan dia melihat cahaya yang terang sekali disana.
                “ Putri? Kau tidak apa-apa?” Suara itu, suara laki-laki itu membuat hatinya jengkel sekaligus ketakutan. Siapa dia berani-beraninya ada di dalam rumahku. Karin menyipitkankan matanya untuk melihat lebih jelas siapa orang dibalik kemilau cahaya itu. Samar-samar dia melihat bayangan laki-laki sedang berdiri tegak melihat kearahnya. Tunggu siapa dia? Lelaki itu memakai baju serba putih, tapi Karin belum bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu. Karin memundurkan kakinya dia gemetaran. Sekujur tubuhnya kaku melihat seseorang yang aneh tiba-tiba muncul dihandapannya. Karin ingin turun dan berlari mencari pertolongan di luar rumah sebelum… Sreet ! Bugh ! Karin terpeleset dan pingsan. 

~ to be continued ~ :v

Tidak ada komentar:

Posting Komentar