Kau perlu seseorang untuk menjagamu
Menjagaku ? Memangnya ada apa denganku?
Ada sesuatu yang berbeda pada dirimu. Tapi aku tak bisa menjelaskannya padamu.
Ah.. aneh sekali. Lalu kau sendiri siapa? Aku saja tidak mengenalmu.
Sudahlah aku akan mengirim seseorang untuk menjagamu.
Hei hei tunggu dulu jangan pergi begitu saja , kau yang membawaku kemari.. Hei !
Aaaaaaaaaaaahhhhh……!!!!!!
“Aduh! Kepalaku sakit sekali. Apa yang terjadi?” Karin pelan-pelan
membuka matanya. Dengan sangat berhati-hati melihat apa yang ada
dihadapannya.
Tidak ada apa-apa. Tapi kenapa sepertinya ada yang memandangi diriku. Ah sudahlah.
Karin bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Gadis
itu membasuh wajah dan gosok gigi, tiba-tiba pikirannya jadi tidak enak
karena mimpi yang baru saja menimpa dirinya. Mimpi macam apa itu. Ini hari Minggu, padahal Karin punya niat untuk bangun agak siang, tapi gara-gara mimpi sial itu Karin terbangun.
“ Karinaaa.. Karinaaaa… turunlah kemari !” panggil Mama dari bawah
mengagetkan Karin yang sedang menggosok gigi. Dengan setengah berteriak
dia membalas panggilan mamanya.
“ Iya Ma..
sebentar..!” Karin masih menyelesaikan cuci mukanya, lalu bergegas
keluar kamar untuk menemui Mama. Gadis itu berjalan menuruni anak tangga
yang lumayan jauh. Mama Karin sedang berada di kamarnya menata
baju-bajunya untuk di masukkan ke dalam koper. Mama akan pergi keluar
kota bersama Papa untuk urusan pekerjaan. Mereka berdua bekerja bersama.
Sedangkan Karin adalah anak satu-satunya di keluarga itu.
Karin menemui wanita cantik paruh baya itu, dan menggandeng tangannya.
Mama yang melihat tingkah Karin segera mengusap rambut lurus anaknya
itu. Mata Karin melihat-lihat semua barang yang akan di bawa Mama ke
luar kota tergeletak di atas tempat tidur mama. Mulai dari pakaian,
jaket, perlengkapan mandi, dan berkas-berkas pekerjaan Mama. Sepertinya
Mama akan pergi lumayan lama, banyak sekali pakaian yang di bawa.
“ Berapa lama Mama akan menginap?”
“ Kurang lebih satu minggu, memangnya ada apa? Kau tidak keberatan kan
tinggal sendirian dalam seminggu ini? “ Tanya mama agak khawatir.
“ Jelas tidak lah ma, apa yang harus aku takutkan? Tidak ada hantu
dirumah ini. Sudahlah Mama tidak perlu mencemaskanku, aku kan anak mu
yang paling pemberani.” Kata Karin sambil berkacak pinggang.
“ Baiklah kalau begitu, Mama juga sudah membelikan semua kebutuhan
untuk satu minggu kedepan jadi kau tidak perlu ke supermarket untuk
membeli lagi.”
“Jadi, Mama sudah belanja?
Seharusnya Mama tidak usah belanja, aku kan ingin membeli barang-barang
sendiri ke supermarket. “
“ Tidak boleh ! Bahaya
jika kau pergi sendiri kesana. “ larang Mama pada gadis polos itu. Karin
hanya cemberut melihat sikap Mamanya. Ya, Mama Karin memang over protektif
kepadanya saat dia masih kecil sampai kini di usianya yang akan
menginjak 17 tahun. Kadang Karin merasa iri kepada teman-temannya yang
bisa keluar rumah, pergi bersama kapan saja. Sementara Karin harus
dirumah membayangkan mereka disana sedang bersenang-senang, dan besoknya
di sekolah Karin seperti wartawan yang sangat intens menanyakan setiap
aktivitas yang temannya lakukan tanpa dirinya.
“ Jangan lupa 2 hari sekali Bibi Jo akan datang kemari untuk membersihkan rumah. “ tambah Mama
“ Baik .” jawab Karin malas-malasan
“ Sayang, kau sudah siap? Waktunya kita berangkat ! “ suara Papa menyadarkan mereka berdua.
“ Sudah. Karin.. Mama dan Papa berangkat dulu ya, kamu hati-hati di
rumah.” Kata Mama sambil mengusap bahu Karin dengan cepat. Dan mereka
semua berjalan menuju halaman rumah tempat Papa memarkir mobilnya.
“ Iya Ma,Pa hati-hati di jalan.” Teriak Karin saat melihat Mama dan
Papanya masuk ke dalam mobil. Mobil sedan putih itu mulai bergerak
perlahan meninggalkan halaman rumah Karin yang luas. Di dalam mobil
masih terlihat Mama melambaikan tangannya ke arah Karin. Dan akhirnya
mereka semakin menjauh dari pandangan Karin dan lenyap di persimpangan.
Itu artinya Karin sendirian di rumah.
Karin
melangkahkan kakinya ke arah pagar besi tinggi dan mendorongnya ke
samping untuk menutup dan menguncinya. Hari ini dia bisa bersantai
dirumah dengan puas. Sudah dari kemarin dia merencanakan apa yang akan
dilakukannya dirumah sendirian. Mungkin Karin akan memutar CD favoritnya
yang berisi kumpulan lagu-lagu K-Pop sambil menari di depan layar
televisi, membuat masakan hasil eksperimen yang sudah pasti setelah
Karin mencicipinya akan dia muntahkan, atau bermain alat make up Mama
yang di simpan dirumah lalu memotret wajahnya sendiri dan meng-uploadnya
di media social.
Karin menutup pintu rumahnya perlahan. Dan.. Zzzzzzrrrrrrrrrtt…!!! Dia menoleh dengan cepat. Suara apa itu tadi? Tak ada siapapun. Mungkin hanya angin.
Karin membatin sambil melirik kanan kiri, dia tidak pernah bertingkah
seperti ini dirumah walau se-sepi apapun keadaan rumahnya. Memang dari
tadi pagi Karin merasa ada yang aneh dengan sekitarnya. Seakan ada yang
mengikutinya diam-diam.
Zrrrrrrrrrrrrrrrttt…! Suara itu terdengar
lagi. Karin semakin panik, dia melangkahkan kakinya cepat-cepat menuju
tangga dan dia mulai menaikinya dengan dengan tergesa-gesa. Karin takut
suara aneh itu datang kembali. Karin mempercepat langkahnya menaikki
anak tangga yang cukup banyak. Dan…
“ Putri….?? “
Hah
! Karin sontak kaget mendengar suara laki-laki ada di rumahnya. Dia
menutup matanya rapat-rapat sambil memegang kuat besi pegangan tangga.
Suara itu berasal dari atas. Karin tak berani mendongak ataupun
melihatnya. Dia takut jika itu benar-benar hantu atau seseorang yang
ingin menjahatinya. Karin mengatur nafasnya dan memberanikan diri untuk
membuka mata pelan-pelan. Dia mulai melihat samping kanan dan kirinya. Tak ada apapun.
Lalu mencoba untuk melihat kebawah, juga tak ada siapapun. Dan pada
akhirnya Karin mengangkat kepalanya keatas. Dan dia melihat cahaya yang
terang sekali disana.
“ Putri? Kau tidak apa-apa?” Suara itu, suara laki-laki itu membuat hatinya jengkel sekaligus ketakutan. Siapa dia berani-beraninya ada di dalam rumahku.
Karin menyipitkankan matanya untuk melihat lebih jelas siapa orang
dibalik kemilau cahaya itu. Samar-samar dia melihat bayangan laki-laki
sedang berdiri tegak melihat kearahnya. Tunggu siapa dia? Lelaki itu
memakai baju serba putih, tapi Karin belum bisa melihat dengan jelas
wajah laki-laki itu. Karin memundurkan kakinya dia gemetaran. Sekujur
tubuhnya kaku melihat seseorang yang aneh tiba-tiba muncul
dihandapannya. Karin ingin turun dan berlari mencari pertolongan di luar
rumah sebelum… Sreet ! Bugh ! Karin terpeleset dan pingsan.
~ to be continued ~ :v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar